Hari berganti hari,waktu terus lah berlalu. Bayang bayang Dwi masih terngiang di benak Rio. Hari hari di lalui nya seperti sedia kala. Sendiri melawan sepi tanpa tambatan hati. Terkadang ia berpikir kapan dia kan menemui kekasih sejati.
2 minggu berlalu tibalah waktu bagi Rio untuk kembali mendaki. Kali ini ia akan di temani Tiwi, teman nya yang di kenal ketika menjadi seorang panitia di sebuah acara dari para pendaki.
Tiwi seusia dengan Dwi sama sama masih kuliah semester 3. Hanya saja Dwi kuliah di Surakarta, sedangkan Tiwi di Salatiga. Gadis mungil yg tinggal di sebuah desa di tepi Rawapening.
Tiwi yg dulu nya mendukung Rio untuk mendekati Dwi. Bahkan Tiwi juga selalu menjadi teman curhat Rio di kala gundah. Kala itu jumat sore Rio memacu sepeda motor nya untuk menjemput Tiwi.
Sekitar 2 jam perjalanan akhir nya sampai lah Rio di rumah Tiwi. Mereka berdua akan mendaki ke gunung Sindoro via alang alang sewu, Wonosobo. Mereka akan bergabung dengan teman teman Tiwi dr Malang dan Temanggung.
Malam itu udara cukup dingin. Dirumah Tiwi ternyata ada juga kawan nya Tiwi bernama Hani. Ia sedang mempersiapkan alat untuk mendaki juga ke Merbabu. Sambutan hangat keluarga Tiwi mewarnai dingin nya malam itu. Segelas teh hangat khas daerah pedesaan di suguhkan kepada Rio. Tanpa berlama lama lagi Rio segera mulai menata ulang isi carrier nya di rumah Tiwi sembari menunggu waktu untuk berangkat.
Setelah semua siap Tiwi mengajak Rio dan Hani untuk makan dulu di rumah nya.
Bakso goreng dan nasi putih serta telur dadar menjadi menu yg istimewa malam itu.
Pukul 9 malam Rio dan Tiwi bersiap untuk berangkat. Tak lupa meminta ijin dr orang tua Tiwi terlebih dahulu. Lalu Rio dan Tiwi memulai perjalanan nya menuju basecamp Sindoro sedangkan Hani pulang kerumah nya.
Pukul 12 malam sampailah Rio dan Tiwi di basecamp sungguh ramai sekali karena bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Ribuan pendaki ingin merayakan nya di gunung Sindoro.
Sedikit reuni dikarenakan Rio bertemu dengan kawan lama nya yang juga mendaki kesana. Tiwi yang sudah mulai lelah ia tertidur di basecamp. Tak lama berselang Rio pun ikut tertidur juga.
Sinar mentari mulai menampakkan diri. Pagi telah tiba. Rombongan teman Tiwi dr Temanggung sudah memulai pendakian nya. Sedangkan Rio dan Tiwi masih menunggu teman Tiwi dari Malang.
Tak lama berselang tiba lah 3 org teman Tiwi itu Prasetya,Fauzi dan Ifan. Langsung mereka berlima sarapan terlebih dahulu sebelum memulai pendakian.
Udara cerah menemani langkah mereka menyusuri setiap langkah perjalanan pendakian. Tak terasa 1,5 jam mereka berjalan sampai lah mereka di pintu rimba yaitu batas antara ladang warga dan juga hutan.
Setelah beristirahat cukup lama mereka pun melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Waktu terus bergulir sampai akhir nya sore hari mereka sampai lah di pos 3 kemudian mendirikan tenda dan memulai mempersiapkan segala hal yg akan di masak untuk makan malam.
Menu mereka malam itu nasi liwet dengan sayur lodeh terong dan tempe serta suiran daging ayam yg di masak oleh Rio. Seperti biasa Rio selalu menjadi juru masak di setiap pendakian nya. Malam itu indah sekali cerah bertabur bintang. Usai makan malam Rio dan Tiwi duduk menikmati indah nya malam itu berdua,bercerita saling mencurahkan apa yang ada di hati dan fikiran. Hati Rio bergetar karena begitu perhatian nya Tiwi pada nya. Namun dalam hati Rio berkata bahwa ini hanya lah kebahagiaan sesaat,jangan sampai salah menilai. Tanpa disadari 3 org teman nya Tiwi sudah terlelap didalam tenda. Sedangkan 2 insan ini masih asyik menikmati indahnya malam Sindoro sembari bercerita ngalor ngidul..
Tak terasa malam semakin larut Tiwi yang sudah mulai mengantuk tiba tiba tertidur saat tersandar di bahu Rio. Mengetahui kalo Tiwi tlah tidur akhir nya Rio membangunkan nya untuk pindah ke dalam tenda. Setelah Tiwi masuk ke tenda nya, Rio masuk ke tenda dimana 3 org tadi sudah tidur.
Pagi yang di nanti pun tiba. Secangkir kopi menemani pagi yang cerah itu. Rio dan Tiwi pagi itu bersama teman teman nya menikmati itu semua bersama. Taburan cinta mulai merajut asmara antara dua insan ini.
Udara cerah menemani langkah mereka menyusuri setiap langkah perjalanan pendakian. Tak terasa 1,5 jam mereka berjalan sampai lah mereka di pintu rimba yaitu batas antara ladang warga dan juga hutan.
Setelah beristirahat cukup lama mereka pun melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Waktu terus bergulir sampai akhir nya sore hari mereka sampai lah di pos 3 kemudian mendirikan tenda dan memulai mempersiapkan segala hal yg akan di masak untuk makan malam.
Menu mereka malam itu nasi liwet dengan sayur lodeh terong dan tempe serta suiran daging ayam yg di masak oleh Rio. Seperti biasa Rio selalu menjadi juru masak di setiap pendakian nya. Malam itu indah sekali cerah bertabur bintang. Usai makan malam Rio dan Tiwi duduk menikmati indah nya malam itu berdua,bercerita saling mencurahkan apa yang ada di hati dan fikiran. Hati Rio bergetar karena begitu perhatian nya Tiwi pada nya. Namun dalam hati Rio berkata bahwa ini hanya lah kebahagiaan sesaat,jangan sampai salah menilai. Tanpa disadari 3 org teman nya Tiwi sudah terlelap didalam tenda. Sedangkan 2 insan ini masih asyik menikmati indahnya malam Sindoro sembari bercerita ngalor ngidul..
Tak terasa malam semakin larut Tiwi yang sudah mulai mengantuk tiba tiba tertidur saat tersandar di bahu Rio. Mengetahui kalo Tiwi tlah tidur akhir nya Rio membangunkan nya untuk pindah ke dalam tenda. Setelah Tiwi masuk ke tenda nya, Rio masuk ke tenda dimana 3 org tadi sudah tidur.
Pagi yang di nanti pun tiba. Secangkir kopi menemani pagi yang cerah itu. Rio dan Tiwi pagi itu bersama teman teman nya menikmati itu semua bersama. Taburan cinta mulai merajut asmara antara dua insan ini.
(ilustrasi)
Pagi yang sangat indah setelah dirasa cukup menikmati sunrise mereka memutuskan untuk summit. Dan perjalanan summit pun dimulai awal nya tidak ada kendala. Namun sayang, setelah melewati pos 4 tepat di bawah hutan mati yang notabene hanya berjarak sekitar 30 menit lagi untuk ke puncak,sebuah insiden terjadi menimpa Rio. 2 buah batu berukuran sedang menggelinding dr atas dan menimpa kaki juga punggung nya. Khawatir dan cemas di rasakan oleh Tiwi melihat Rio mengerang kesakitan. Ia tak bisa apa apa karena dia takut. Dan mau tidak mau Rio harus turun sedangkan Tiwi dan teman" nya melanjutkan perjalanan ke puncak.
Akhir nya Rio turun perlahan menuju pos 3 untuk istirahat. Sesampai nya di pos 3 selang 1 jam kemudian Tiwi dan yang lain sampai juga di pos 3. Mereka mulai perisapan untuk makan dan turun kembali ke basecamp.
Sore itu mereka pun turun dan tiba di basecamp tepat saat adzan maghrib berkumandang. Perpisahan pun terjadi Eka dan teman teman nya langsung mencari bus untuk kembali ke kota asal nya. Sedangkan Rio dan Tiwi mulai perjalanan untuk pulang ke rumah Tiwi.
Tiada di sangka perjalanan itu sangat membekas di hati Rio. Dilema hebat melanda dirinya. Tiap malam hati nya slalu terbayang.
2 minggu berlalu kegelisahan itu belum juga pergi. Sampai suatu hari sepulang bekerja ia nongkrong di tempat biasanya di dekat kampus. Di ambil nya hp nya lalu di telfon lah Fitri. Seorang gadis mahasiswi kampus itu, dia merupakan teman nongkrong si Rio. (bersambung)
Akhir nya Rio turun perlahan menuju pos 3 untuk istirahat. Sesampai nya di pos 3 selang 1 jam kemudian Tiwi dan yang lain sampai juga di pos 3. Mereka mulai perisapan untuk makan dan turun kembali ke basecamp.
Sore itu mereka pun turun dan tiba di basecamp tepat saat adzan maghrib berkumandang. Perpisahan pun terjadi Eka dan teman teman nya langsung mencari bus untuk kembali ke kota asal nya. Sedangkan Rio dan Tiwi mulai perjalanan untuk pulang ke rumah Tiwi.
Tiada di sangka perjalanan itu sangat membekas di hati Rio. Dilema hebat melanda dirinya. Tiap malam hati nya slalu terbayang.
2 minggu berlalu kegelisahan itu belum juga pergi. Sampai suatu hari sepulang bekerja ia nongkrong di tempat biasanya di dekat kampus. Di ambil nya hp nya lalu di telfon lah Fitri. Seorang gadis mahasiswi kampus itu, dia merupakan teman nongkrong si Rio. (bersambung)
Nb : cerita ini hanya lah fiktif namun ada beberapa hal baik karakter tokoh maupun hal lain nya yang di ambil dari pengalaman pribadi penulis. Semoga terhibur.
Salam Lestarii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar